2013/04/28

Oknum Dokter Spesialis di Duga  Pungli pasien Jamkesmas


Situbondo  -FOKWAS ; Berbagai Pungutan Liar (pungli) di lakukan oknum dokter  makin meraja lela. Seperti sebelumnya praktik pungutan liar kepada pasien kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoerrahem Situbondo . Bahkan, di duga pungutan liar itu diduga dilakukan oleh oknum dokter spesialis kandungan dokter Achsin.

Tanpa sepengetahuan manajemen rumah sakit, dokter Achsin menarik uang kepada pasien Jamkesmas  sebesar Rp 2,5 juta. Alasanya untuk biaya operasi. korbannya, Yuliati  (27) warga Sumber kolak kecamatan Panarukan. Kondisi ibu dua anak itu tak sadarkan diri selama beberapa hari  setelah di pulangkan dari rumah sakit. Mengingat anak laki-laki yang di lahirkannya meninggal.

Menurut penuturan suami Juliyati, Sutaryono (45) kepada koran fokwas one line uang Rp 2,5 juta tersebut di bayarkan loket pembayaran namun penjaga loket itu menyarankan kepada Sutaryono bahwa uang agar di berikan langsung kepada dokter Achsin ke tempat prakteknya tanjung sari yang ada di jalan Ahmad Yani. Tapi entah kenapa selang tiga hari kemudian uang 2,5 juta itu di kebalikan oleh dokter Achsin melalui orang yang tak di kenal, di kabarkan orang misterius tersebut suruhan dari dokter spesialis itu.

Saya membayar uang Rp 2.5 Juta itu kepada dokter Achsin ke tempat prakteknya di jalan Ahmad yani” kata Sutaryono Senin (22/4) sore di rumahnya.

Tak hanya Juliyati yang menjadi korban praktik pungli dokter Achsin, hal itu juga menimpa pada seoorang pasien Jamkesmas, Saniati ( 43) warga desa Tribungan kecamatan Mangaran  Situbondo. Di ungkapkan oleh salah satu kerabat Saniati, pada tanggal 17 April 2013 pukul 13 : 00 wib Saniati  di rujuk kerumah sakit dr.Abdoerrahem Situbondo.  Selama tiga hari Saniati di rawat di rumah sakit itu karena mengalami tumor pada kandungannya.

Ketika menjalani perawatan kerabat dari keluarga pasien itu mengaku  di tarik biaya Rp 2 juta rupiah oleh oknum rumah sakit Bu Hayyin(45) selaku bidan bersalin di rumah sakit itu namun, penarikan biaya tersebut di duga  di latar belakangi juga oleh dokter Achsin  padahal, keluarga Saniati sudah jelas –jelas  mempunyai kartu Jamkesmas.

Ironisnya uang pungli itu di kembalikan oleh pihak rumah sakit ketika salah satu keluarga Saniati meminta uang itu kembali, sementara  kondisi Saniati justru memburuk setelah dirawat di rumah sakit itu.

"Awalnya saya juga terkejut dengan biaya yang di minta oleh pihak rumah sakit katanya biaya itu di minta oleh dokter Achsin melaui tangan Bu Hayyin, tapi saya meminta uangnya di kembalikan  “ kata salah satu keluarga Saniati, saatdi temui di rumah sakit  Kamis (25/4) sore.

Permasalah itu telah menjadi buah bibir warga setempat. Banyak yang beranggapan bahwa kejadian itu merupakan unsur kesengajaan. Masih banyak keluarga pasien yang ditarik uang tidak resmi oleh dokter Achsin.

Sementara mengingat banyak persoalan yang terjadi di lingkup rumah sakit dr. Abdoerrahem itu, Direktur RSUD Situbondo Dokter Toni dan pihak Dinas Kesehatan Situbondo terkesan cuek dengan persolan tersebut.(Tim).


Tempat praktek DR. AKCHIN.jpg.JPG

2013/04/27

Peresmian Kantor FOKWAS


Forum komunikasi wartawan situbondo (Fokwas) meskipun bukan wadah organisasi wartawan sebesar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), namun wadah organisasi profesi ini adalah wadah yang anggotanya kompak dan penuh solidaritas, yang peresmiannya sudah diresmikan beberapa bulan lalu yang dihadiri oleh pihak pemerintah kabupaten (Pemkab) yang dalam hal ini diwakili oleh Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Situbondo.
Bertepatan dengan hari Maulid Nabi Mohamad SAW, organisasi ini diresmikan oleh sejumlah pejabat Pemkab dan jajarannya termasuk dari unsur Kemenag (Depag) beserta para anggota FOKWAS.

"Haram" Bagi Anggota FOKWAS yang Tidak Memiliki Karya Tulisan

Setahun sudah organisasi wadah profesi wartawan di Kabupaten Situbondo yang bernama FOKWAS (forum komunikasi wartawan Situbondo) untuk membenahi diri di tubuh organisasi. Dalam hal ini anggota FOKWAS yang jumlahnya semula 40 orang lebih, kini perlahan mulai menyusut menjadi sekiatr kurang lebih 30 orang. Penyusutan jumlah anggota yang disebabkan oleh tuntutan profesi tersebut adalah karena di antara 40 orang itu mengalami penyeleksian dalam sebuah tes tulis menulis. Walhasil, sekitar 10 orang tereliminasi karena dinyatakan tidak mampu dan dinyatakan tidak memiliki bakat menulis. Dalam hal ini bakat menulis berita.
Dan sebagai bentuk pernyataan genderang perang bagi anggota FOKWAS yang tidak bisa menulis berita, kebijakan Ketua FOKWAS, Sunawi. Sos dan kawan-kawan membuat selebaran yang ditempelkan di kaca depan pintu masuk Kanor FOKWAS dengan bunyi: "WARTAWAN BODREK DAN LSM ABAL-ABAL DILARANG MASUK".
Dan sekarang, setelah selebaran tersebut tertempel, maka sejumlah anggota FOKWAS yang tak punya bakat menulis semula sering cangkruk di kantor, mulai jarang terlihat lesehan di kantor FOKWAS. Wah, manjur juga tuh selebaran. Haha...haha...hahah....ha....ha..ha...
MUNTABER? Minggir!!!!!! BODREK? HARAAAM!!!!!!!

2013/04/24

FATAYAT NU DAN BKKBN ADAKAN SEMINAR PENANGGULANGAN DAMPAK NARKOBA, HIV AIDS SERTA KESEHATAN, REPRODUKSI WANITA


Pada saat ini Situbondo  sedang gencar-gencarnya memerangi narkoba dan sex bebas yang banyak dilakukan oleh berbagai kalangan usia, yang banyak dilatar belakangi karena berbagai hal yang antara lain pergaulan bebas dan himpitan ekonomi. Dalam upaya pemberdayaan wanita, Fatayat NU bekerja sama dengan BKKBN mengadakan kegiatan ini mengingat di Kabupaten Situbondo penderita HIV AIDS kurang lebih sudah pada angka diatas 100 orang dan angka ini menunjukkan kenaikan grafik dari jumlah penderita HIV AIDS pada tahun-tahun sebelumnya. Ungkap ketua panitia Jazilah Fauzan, S.Pd.I dalam acara Seminar  Penanggulangan  Dampak Narkoba, HIV AIDS Serta Kesehatan, Reproduksi Wanita pada Rabu (24/4) di RS Titian Medical Centre (TMC) Desa Bletok Kecamatan Bungatan yang dihadiri oleh Ketua DPRD,  BKKBN, Dinkes, perwakilan Muspika, TNI, POLRI dan kurang lebih 200 anggota Fatayat NU Wilayah Barat.  Pada sela-sela acara , Mamluatul HS  atau biasa disapa Mbak Luki, menyampaikan bahwa nara sumber pada acara seminar ini dari Dinkes, BNN Kabupaten dan BKKBN Propinsi.
Sedangkan Fauzi Rahmat, Dirut TMC menyampaikan kalau wanita itu jangan didiskriminasi dan kepada ibu-ibu agar terus belajar, gemar membaca dan berkarya. Sehingga tidak dibodohi dan benar-benar tercipta pemberdayaan wanita. Peranan swasta juga sangat penting dalam peran serta pembangunan, untuk itu system birokrasi di Kabupaten Situbondo perlu banyak diperbaiki seperti halnya pada waktu saya melakukan proses perizinan dalam mendirikan Rumah Sakit TMC, begitu lama dan sulit, ungkap Fauzi Rahmat.
“Dengan berbagai kejadian yang juga sedang menghadapi reses, pada tahun yang lalu berdasar Perda nomor 2 tahun 2004 tentang Prostitusi, DPRD bersama pemerintah terkait sudah turun ke tempat-tempat prostitusi dari mulai wilayah Barat sampai Timur dan secara resmi tempat-tempat prostitusi tersebut sudah ditutup. Akan tetapi secara normative, praktek prostitusi tetap berjalan dan tambah ramai pengunjungnya dan tarif PSK tersebut variatif. Mayoritas para PSK tersebut, bukan orang Situbondo tapi dari luar daerah dan kabupaten. Untuk itu, melalui Fatayat yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, BKKBN dan yang terkait  dapat melakukan langkah preventif mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan melalui seminar penanggulangan dampak Narkoba, HIV AIDS serta Kesehatan, Reproduksi wanita sebagaimana yang disampaikan dalam sambutan sekaligus pembukaan acara seminar oleh Ketua DPRD, Zainiya. (Hakim)

2013/04/06


MASYARAKAT RESAH AKIBAT NAIKNYA TARIP PDAM

 
fokwas online

SITUBONDO dengan  dikeluarkannya Pengumuman atau kebijakan Pemerintah tentang peraturan baru masalah kenaikan tarip  Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Situbondo bagi pelangannya, banyak dikeluhan  oleh berbagai lapisan masyarakat baik dari lapisan masyarakat menengah keatas sampai masyarakat ke bawah
, pasalnya  peraturan atau kebijakan yang di buat pemerintah  sangatlah  menyimpang atau tidak memuaskan terhadap  masyarakat karena kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menaikan tarip Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM)tidak sesuai dengan keinginan serta kondisi masyarakat Situbondo yang ada sekarang ini,yang  masyarakatnya tujuh puluh lima persen di bawah garis kemiskinan
,menurut ketua LSM RADAR,SAYONARO SH, saat hering di kantor  DPRD Situbondo yang mewakili masyarakat Situbondo,yang didampingi puluhan konsumen pelanggan PDAM,dihadapan ketua komisi dua  dan beberapa anggota Dewan,mengatakan,bahwa kebijakan yang diambil  oleh Pemerintah untuk menaikan tarip Air minum hingga 90% sangatlah keterlaluan
karena kebijakan Pemerintah  tersebut adalah kebijakan yang tidak populis,Pemerintah bukannya untuk lebih meningkatkan kesejahtaraan ekonomi masyarakat atau mengentas kemiskinan masyarakat, akan tetapi justru malah sebaliknya, karena ketika Pemerintah menaikan tarip baru itu tidak sporadis,  sehingga kebijakan tersebut sangat memberatkan terhadap konsumen,ironisnya lagi pelanggan hanya di tuntut untuk memenuhi kewajibannya saja oleh PDAM,padahal di lapangan pada kenyataanya air yang di gunakan oleh konsumen tidak memenuhi syarat kesehatan, air yang dipakai atau yang digunakan  oleh konsumen, air tersebut sangat kotor dan berlumut jika di gunakan untuk mandi bisa menyebabkan gatal gatal,,
persoalan tersebut masih belum tersentuh oleh petugas PDAM maupun Pemerintah ,karena ini sangat merugikan masyarakat, dan adapun kejanggalan kejanggalan yang di lakukan oleh pemerintah terkait masalah kenaikan tarip air minum ini, pemerintah daerah tidak pernah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat,pungkasnya
hasil hering kemarin dengan dewan komisi 2 ,bahwa akan segera menindak lanjuti keresahan masarakat tersebut dan akan segera sidak keberbagai tempat guna mengetahui langsung kualitas air yang sebenarnya. Kalau memang ternyata  dilapangan ditemukan air keruh dan kotor dan tidak layak konsumsi . maka dinas terkait akan dipanggil keKANTOR DEWAN guna dimintai keterangannya dan pertanggung jawabannya  tegas ketua komisi 2 H MUFLEH .( asari )